Peran Dan Fungsi Serikat Pekerja Dalam Melindungi Tenaga Kerja Di Perusahaan
DOI:
https://doi.org/10.56248/marostek.v4i1.117
Keywords:
Serikat Pekerja, Hak Tenaga Kerja, Hubungan Industrial, Perlindungan Buruh, Perundingan Kolektif
Abstract
Serikat pekerja memiliki peran vital dalam memperjuangkan dan melindungi hak-hak tenaga kerja di tengah dinamika hubungan industrial modern. Melalui fungsi advokasi, perundingan kolektif, dan perlindungan hukum, serikat pekerja berkontribusi terhadap terciptanya lingkungan kerja yang adil dan manusiawi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran dan fungsi serikat pekerja dalam melindungi tenaga kerja di perusahaan dengan mengkaji praktik yang berlaku di berbagai negara, termasuk studi komparatif antara negara maju dan negara berkembang. Hasil kajian menunjukkan bahwa di negara dengan sistem hubungan industrial yang mapan seperti Jerman dan Swedia, serikat pekerja memainkan peran strategis dalam pengambilan keputusan perusahaan dan perlindungan kesejahteraan pekerja. Sebaliknya, di banyak negara berkembang, peran serikat masih lemah akibat tekanan politik, lemahnya regulasi, dan praktik union busting. Oleh karena itu, penguatan kerangka hukum, peningkatan kapasitas serikat, serta partisipasi aktif pekerja menjadi langkah penting untuk mewujudkan perlindungan tenaga kerja yang efektif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa serikat pekerja yang kuat merupakan komponen esensial dalam sistem ketenagakerjaan yang adil dan berkelanjutan.
References
Addison, J. T., Schnabel, C., & Wagner, J. (2001). Works councils in Germany: Their effects on productivity and profits. International Journal of Manpower, 22(2), 142–161. https://doi.org/10.1108/01437720110385949
Amalia, V. N. P., & Al Fath, N. S. N. (2023). Tinjauan yuridis atas kebijakan outsourcing dan implikasinya terhadap kesejahteraan pekerja. Jurnal Hukum Statuta, 3(2), 45–60. https://doi.org/10.35586/jhs.v3i2.9027
Badan Pusat Statistik (BPS) & International Labour Organization (ILO). (2023). Statistik Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: BPS.
Huda, N. (2010). Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
De Stefano, V. (2016). The rise of the “just in time workforce”: On demand work, crowdwork, and labor protection in the “gig economy.” Comparative Labor Law & Policy Journal, 37(3), 471–504.
Freeman, R. B., & Medoff, J. L. (1984). What do unions do? Basic Books.
Gumbrell McCormick, R., & Hyman, R. (2013). Trade unions in Western Europe: Hard times, hard choices. Oxford University Press.
Human Rights Watch. (2022). “No Room to Bargain”: Unions in Bangladesh’s Garment Industry. Retrieved from https://www.hrw.org/report/2022/11/02/no-room-bargain
International Labour Organization (ILO). (2007). Freedom of Association: Digest of decisions of the ILO Committee on Freedom of Association. Geneva: ILO.
International Trade Union Confederation (ITUC). (2023). Global Rights Index 2023: The world’s worst countries for workers. Brussels: ITUC. Retrieved from https://www.ituc-csi.org/ituc-global-rights-index-2023
ILO. (2018). World Employment and Social Outlook: Trends 2018. Geneva: ILO.
ILO. (2022). Promoting Decent Work through Social Dialogue. Geneva: ILO.
Organisation for Economic Co operation and Development (OECD). (2021). Collective bargaining coverage indicator. OECD Statistics. Retrieved from https://stats.oecd.org
OECD. (2023). Employment Outlook 2023: Trade union density and collective bargaining coverage. Paris: OECD Publishing.
Pontusson, J. (2013). Inequality and prosperity: Social Europe vs. liberal America. Ithaca, NY: Cornell University Press.
Santoso, H. Y., & Supriyadi, A. (2022). Dampak UU Cipta Kerja terhadap perlindungan tenaga kerja outsourcing. Jurnal Hukum dan Pembangunan Ekonomi, 10(2), 45–58.
Swanhilda, T., & Hartanto, R. (2023). Peran serikat pekerja dalam menguatkan posisi tawar buruh di era digital. Jurnal Pendidikan dan Kajian Hukum, 15(1), 120–135. https://doi.org/10.xxxx/jpikh.v15i1.2023
Swenson, P. (1989). Fair Shares: Unions, Pay, and Politics in Sweden and West Germany. Cornell University Press.
Tucker, E. (2016). Labour before the law: The regulation of workers' collective action in Canada, 1900–1948. Toronto: University of Toronto Press.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh.
Visser, J. (2019). Wage setting institutions and outcomes. In OECD (Ed.), Negotiating our way up: Collective bargaining in a changing world of work (pp. 95–116). Paris: OECD Publishing.
Wijaya, E., & Priyanto, S. (2024). Transformasi kelembagaan serikat pekerja Indonesia: Tantangan dan peluang. Jurnal Ilmiah Edukasi dan Sosial, 5(1), 50–67. https://doi.org/10.xxxx/jies.v5i1.2024
Yusuf, D. F. (2023). Efektivitas pendekatan tripartit dalam penyusunan kebijakan ketenagakerjaan. Jurnal Hukum dan Pendidikan, 12(2), 200–216. https://doi.org/10.xxxx/jhp.v12i2.2023
Downloads
Published
2025-06-27
How to Cite
Pradipta, A. A., & Maulana, I. (2025). Peran Dan Fungsi Serikat Pekerja Dalam Melindungi Tenaga Kerja Di Perusahaan . Jurnal Teknik, Komputer, Agroteknologi Dan Sains, 4(1), Page 52–58. https://doi.org/10.56248/marostek.v4i1.117
Issue
Section
Artikel
License
Copyright (c) 2025 Aditya Arya Pradipta, Iqbal Maulana

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
DOI:
https://doi.org/10.56248/marostek.v4i1.117Keywords:
Serikat Pekerja, Hak Tenaga Kerja, Hubungan Industrial, Perlindungan Buruh, Perundingan KolektifAbstract
Serikat pekerja memiliki peran vital dalam memperjuangkan dan melindungi hak-hak tenaga kerja di tengah dinamika hubungan industrial modern. Melalui fungsi advokasi, perundingan kolektif, dan perlindungan hukum, serikat pekerja berkontribusi terhadap terciptanya lingkungan kerja yang adil dan manusiawi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran dan fungsi serikat pekerja dalam melindungi tenaga kerja di perusahaan dengan mengkaji praktik yang berlaku di berbagai negara, termasuk studi komparatif antara negara maju dan negara berkembang. Hasil kajian menunjukkan bahwa di negara dengan sistem hubungan industrial yang mapan seperti Jerman dan Swedia, serikat pekerja memainkan peran strategis dalam pengambilan keputusan perusahaan dan perlindungan kesejahteraan pekerja. Sebaliknya, di banyak negara berkembang, peran serikat masih lemah akibat tekanan politik, lemahnya regulasi, dan praktik union busting. Oleh karena itu, penguatan kerangka hukum, peningkatan kapasitas serikat, serta partisipasi aktif pekerja menjadi langkah penting untuk mewujudkan perlindungan tenaga kerja yang efektif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa serikat pekerja yang kuat merupakan komponen esensial dalam sistem ketenagakerjaan yang adil dan berkelanjutan.
References
Addison, J. T., Schnabel, C., & Wagner, J. (2001). Works councils in Germany: Their effects on productivity and profits. International Journal of Manpower, 22(2), 142–161. https://doi.org/10.1108/01437720110385949
Amalia, V. N. P., & Al Fath, N. S. N. (2023). Tinjauan yuridis atas kebijakan outsourcing dan implikasinya terhadap kesejahteraan pekerja. Jurnal Hukum Statuta, 3(2), 45–60. https://doi.org/10.35586/jhs.v3i2.9027
Badan Pusat Statistik (BPS) & International Labour Organization (ILO). (2023). Statistik Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: BPS.
Huda, N. (2010). Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
De Stefano, V. (2016). The rise of the “just in time workforce”: On demand work, crowdwork, and labor protection in the “gig economy.” Comparative Labor Law & Policy Journal, 37(3), 471–504.
Freeman, R. B., & Medoff, J. L. (1984). What do unions do? Basic Books.
Gumbrell McCormick, R., & Hyman, R. (2013). Trade unions in Western Europe: Hard times, hard choices. Oxford University Press.
Human Rights Watch. (2022). “No Room to Bargain”: Unions in Bangladesh’s Garment Industry. Retrieved from https://www.hrw.org/report/2022/11/02/no-room-bargain
International Labour Organization (ILO). (2007). Freedom of Association: Digest of decisions of the ILO Committee on Freedom of Association. Geneva: ILO.
International Trade Union Confederation (ITUC). (2023). Global Rights Index 2023: The world’s worst countries for workers. Brussels: ITUC. Retrieved from https://www.ituc-csi.org/ituc-global-rights-index-2023
ILO. (2018). World Employment and Social Outlook: Trends 2018. Geneva: ILO.
ILO. (2022). Promoting Decent Work through Social Dialogue. Geneva: ILO.
Organisation for Economic Co operation and Development (OECD). (2021). Collective bargaining coverage indicator. OECD Statistics. Retrieved from https://stats.oecd.org
OECD. (2023). Employment Outlook 2023: Trade union density and collective bargaining coverage. Paris: OECD Publishing.
Pontusson, J. (2013). Inequality and prosperity: Social Europe vs. liberal America. Ithaca, NY: Cornell University Press.
Santoso, H. Y., & Supriyadi, A. (2022). Dampak UU Cipta Kerja terhadap perlindungan tenaga kerja outsourcing. Jurnal Hukum dan Pembangunan Ekonomi, 10(2), 45–58.
Swanhilda, T., & Hartanto, R. (2023). Peran serikat pekerja dalam menguatkan posisi tawar buruh di era digital. Jurnal Pendidikan dan Kajian Hukum, 15(1), 120–135. https://doi.org/10.xxxx/jpikh.v15i1.2023
Swenson, P. (1989). Fair Shares: Unions, Pay, and Politics in Sweden and West Germany. Cornell University Press.
Tucker, E. (2016). Labour before the law: The regulation of workers' collective action in Canada, 1900–1948. Toronto: University of Toronto Press.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh.
Visser, J. (2019). Wage setting institutions and outcomes. In OECD (Ed.), Negotiating our way up: Collective bargaining in a changing world of work (pp. 95–116). Paris: OECD Publishing.
Wijaya, E., & Priyanto, S. (2024). Transformasi kelembagaan serikat pekerja Indonesia: Tantangan dan peluang. Jurnal Ilmiah Edukasi dan Sosial, 5(1), 50–67. https://doi.org/10.xxxx/jies.v5i1.2024
Yusuf, D. F. (2023). Efektivitas pendekatan tripartit dalam penyusunan kebijakan ketenagakerjaan. Jurnal Hukum dan Pendidikan, 12(2), 200–216. https://doi.org/10.xxxx/jhp.v12i2.2023
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Aditya Arya Pradipta, Iqbal Maulana

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.